Telusuri

Feng Shen Ji Jilid 3: Penutup Epik Pertarungan Manusia, Dewa, dan Bangsa Kegelapan




Setelah mengulas dua jilid sebelumnya, akhirnya kita sampai pada Feng Shen Ji jilid 3 yang juga menjadi jilid terakhir dari komik epik ini. Ada sedikit rasa sedih karena harus berpisah dengan salah satu komik Cina terbaik, tetapi menurut saya, seri penutup ini memberikan konklusi yang layak sekaligus memuaskan.

Cerita dibuka lima tahun setelah Ah Gou memasuki alam bawah, tempat bangsa kegelapan menetap. Kota baru yang mereka bangun kini berkembang pesat dengan sistem pemerintahan modern yang mengedepankan keadilan. Bangsa kegelapan dan manusia hidup berdampingan, meski perlahan muncul konflik ketika pemilihan gubernur baru diadakan. Perpecahan pun terjadi di dalam bangsa kegelapan, di mana satu kubu masih menganut sistem lama—siapa yang terkuat dialah pemimpin—sementara kubu lainnya mendukung sistem demokrasi. Di tengah pertentangan itu, Ah Gou hadir sebagai pendiri sekaligus pahlawan untuk meredakan kekacauan. 


Komik jilid terakhir ini dibagi dalam dua fase besar. Fase pertama, dari bab 1 hingga bab 40, berfokus pada pulau siluman. Di sinilah Ah Gou bersama pamannya, Zhi Yu, melatih kemampuan peleburan aura. Kita juga dipertemukan kembali dengan Jiang Shang, sahabat lama Ah Gou di pertambangan, yang kini dikenal dengan nama Jiang Ziya. Babak ini menghadirkan lawan-lawan tangguh meski terasa agak panjang, tetapi konklusinya menarik karena Jiang Ziya akhirnya kembali berdiri di sisi Ah Gou.

Fase kedua, mulai bab 41 hingga bab 80, menjadi inti dari seluruh kisah. Kerajaan bangsa dewa bangkit kembali dengan ambisi besar untuk mendominasi dunia dan menaklukkan manusia. Pertempuran brutal pun tak terelakkan: dewa melawan manusia dan bangsa kegelapan dalam skala besar. Pada saat yang sama, pemimpin dewa, Shen Yen, ternyata memiliki tujuan rahasia yang mengejutkan dan menjadi salah satu plot twist terbesar di akhir cerita.



Di bagian ini, perkembangan karakter Ah Gou begitu menonjol. Ia bukan lagi manusia biasa, melainkan pejuang yang menguasai kuasa dewa, peleburan aura, kekuatan jiwa, sekaligus kekuatan kegelapan yang berhasil ia kendalikan. Para dewa pun tak kalah menakutkan karena mereka memperoleh kekuatan tambahan dari dewa-dewa kuno, membuat peperangan semakin intens.

Menjelang akhir, kita disuguhkan pertarungan tak terduga antara Ah Gou dan Tian. Bukankah Tian sudah mati? Misteri ini menjadi kejutan terakhir yang membuat jilid penutup Feng Shen Ji semakin seru untuk diikuti. 


Secara keseluruhan, Feng Shen Ji jilid 3 adalah penutup yang epik bagi sebuah komik besar. Perpaduan konflik politik, pertarungan brutal, perkembangan karakter, hingga twist mengejutkan menjadikannya salah satu karya terbaik dalam dunia komik Cina. Membaca komik ini sungguh memberikan pengalaman yang memuaskan sekaligus meninggalkan kesan mendalam.

Terima kasih telah menyimak ulasan ini. Semoga saya berkesempatan mengulas komik-komik Cina keren lainnya. Wassalamu’alaikum. 

Posting Komentar

0 Komentar