Telusuri

My Hero Academia : You're Next - Warisan yang Terkoyak


Baru saja saya menyelesaikan film keempat dari semesta My Hero Academia (MHA) ini. Sayangnya, kesan yang saya dapatkan cukup mengecewakan.

Kisahnya berlatar saat Deku dan teman-temannya sedang berusaha membangun kembali kota yang hancur akibat ulah para penjahat di musim sebelumnya. Di tengah proses pemulihan tersebut, muncullah seorang dari keluarga Gollini yang mengklaim diri sebagai pewaris semangat All Might. Pria ini, bersama seluruh keluarganya, bercita-cita untuk menguasai dunia dengan mengatasnamakan pahlawan nomor satu tersebut. Ia menamakan dirinya "Dark Might"—sebuah sosok palsu yang justru menodai warisan All Might alih-alih menghormatinya.

Film ini sebagian besar berpusat di dalam benteng yang dibangun oleh Dark Might. Quirk miliknya adalah Alkimia, kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari benda apa pun. Di sisi lain, terdapat karakter penting bernama Anna, seorang gadis dengan Quirk unik yang mampu memperkuat kekuatan orang lain—sayangnya ia tidak bisa mengendalikannya sendiri. Ia dijaga oleh Guillio, yang memiliki Quirk penetral dan berusaha melindungi Anna dengan sekuat tenaga.


Deku bersama siswa-siswi UA serta para pahlawan profesional pun turun tangan untuk menghentikan rencana gila keluarga Gollini.

Dari segi animasi, film ini bisa dibilang cukup memukau—gerakannya halus, penuh warna, dan adegan pertarungannya spektakuler. Namun, semua itu hanya berlaku pada pertempuran utama. Pertarungan melawan anggota keluarga Gollini lainnya justru terasa hambar dan kurang greget. Baik dari sisi desain karakter maupun kekuatan mereka, semuanya terasa datar dan tidak berkesan—mudah terlupakan begitu saja.

Hal lain yang terasa kurang adalah penggarapan musik. Skor film ini tidak sekuat film-film MHA sebelumnya yang biasanya berhasil membangkitkan emosi. Kali ini, musiknya justru terasa hambar dan tidak meninggalkan kesan mendalam.


Secara keseluruhan, My Hero Academia: You're Next terasa seperti film pengisi semata. Ceritanya cenderung datar, tidak menghadirkan konflik yang berarti, dan berisiko membuat penonton merasa jenuh. Bagi saya, film ini hanya cocok ditonton saat senggang—bukan sesuatu yang wajib ditonton dengan penuh antusias.

Demikian ulasan singkat saya. Semoga bermanfaat dan membantu Anda memutuskan apakah film ini layak untuk ditonton. Wassalamu’alaikum. 



Gambar : Pinterest

Posting Komentar

0 Komentar