Telusuri

Kunci Kehidupan #1 [Cerbung]


Derap langkah kaki terdengar sayup di trotoar jalan raya ketika seorang anak perempuan bernama Rita berlari-lari kecil dengan riangnya sambil menggendong tas yang ia bawa untuk pergi kesekolahnya. Rita adalah seorang anak kelas 6 di sekolah Harapan Jaya dan merupakan seorang yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal ketika sedang berjualan dipinggir jalan ketika itu ada seorang pengemudi mabuk yang tak sengaja menabrakkan mobilnya kearah warung orang tua Rita, walau sudah menghilangkan dua nyawa karena orang yang menabraknya adalah orang kaya yang berpengaruh menyebabkan sang penabrak itu bebas dari tuntutan.

 

Sekarang Rita diasuh oleh neneknya di sebuah rumah tua yang hampir tidak layak lagi untuk ditempati, setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sang nenek biasa mencari kayu bakaruntuk kemudian dijual sedangkan Rita membantu dengan berjualan gorengan setiap habis pulang sekolah. Kemiskinan yang dialami Rita dapat dilihat dari baju seragamnya yang banyak dipenuhi jahitan, bukan tanpa alasan sobek dibajunya tidak selalu karena baju yang sudah tua tapi biasa juga ia dijahili oleh teman-temannya dengan menarik bajunya dengan kasar hingga ia tersungkur.

 

Namun itu bukan bagian terburuknya, hari ini ketika Rita pulang sekolah dan menjajakan gorengan seperti biasanya kumpulan anak-anak nakal itu menghadang ia ditengah jalan.

“Minggir, aku mau lewat..” kata Rita dengan nada sedikit ketakutan.

“Hei.. dasar anak miskin!! Sadar diri dong kamu lagi ngomong kesiapa? Aku ini anak paling kaya di kota ini tau!!” sambil mendorong bahu kanan Rita. Hinaan dan cacian terus dilontarkan dari mulut teman-temannya itu atau lebih pantas jika disebut pembully cilik. Anak perempuan tak berdosa itu hanya bisa menangis ketika nampan beserta gorengannya ditendang dan diinjak-injak oleh pembully kecil itu. Sebenarnya nasib Rita tidak akan sesial ini jika ia mengambil jalan memutar karena pada hari itu jalan yang biasa ia lewati sedang sepi-sepinya pengunjung jadi ia mencoba keberuntungannya dengan melewati kawasan perumahan elite untuk berjualan gorengan.

 

“Cuihhh...” ludah seorang anak laki-laki pada baju yang dikenakan oleh Rita, “Jangan sekali-sekali kamu lewat depan sini ya, sudah miskin harusnya tau diri dong!!” gertaknya, merekapun berlalu dari hadapan gadis malang itu. Malamnya Rita dan sang nenek hanya makan nasi yang dicampur garam karena tidak mampu membeli lauk untuk makan malam itu. Tampak wajah murung dan sedih tak dapat disembunyikan oleh Rita pada malam itu yang menyebabkan sang nenek menanyakan kabarnya, “Kamu kenapa Rita?? Dijahili lagi ya sama teman-temanmu?? Mereka apain kamu sampai murung begini?” sambil mengelus kepala sang cucu tercinta.

 

“Jualan kita dibuang-buang sama teman-teman Rita nek, Rita sedih nggak bisa belikan lauk untuk makan kita malam ini nek” sambil menahan isak tangis. Perlahan air mata jatuh membasahi pipi sang cucu, dengan penuh kelembutan sang nenek mengelap air mata  yang ada dipipi sang cucu.

“Kenapa sih kita hidupnya miskin begini nek? Kok nggak kayak teman-temanku? Mereka bisa tinggal dirumah bagus pakai baju baru, punya mobil... sedangkan kita tinggal dirumah yang jelek begini”

“Hushh... Rita nggak boleh ngomong begitu ya, rezeky itu sudah ada yang atur kita hanya dissuruh berdoa dan terus berusaha saja. Kalau Rita sekolah yang pintar, rajin ibadah nenek yakin jalan hidupnya bisa berubah” hibur sang nenek. “ohh.. begituya nek?? Kalau begitu, Rita akan belajar yang rajin dan banyak ibadah agar bisa jadi orang kaya”  wajahnya mulai terlihat riang.



Bersambung........ Episode 2

Posting Komentar

0 Komentar