Telusuri

ANTARA JARUM PENTOL ISTRI & SENDAL PUTUS

Saya sering risih dengan jarum pentol istri. Bahkan terkadang ngomel-ngomel sendiri.

Apa sebab? 
Pertama. Pasalnya keberadaannya ada dimana-mana. Bukankah benda itu seharusnya digunakan dijilbab dan sebagainya?

Kedua. Saya seringkali tertusuk tak sengaja olehnya. Begini ceritanya, biasanya saya minta izin sama istri utk cari barang di dalam tasnya. Saat tengah asik jemari saya merogoh, tiba-tiba ada rasa sakit tusukan di ujung jari. Tak jarang yg berdarah.

Sejak kapan jarum pentol kerjaannya menorehkan luka pada manusia? Huh.

Itu dulu. Sebelum akhirnya kisah berubah 180%.

Begini.
Saya punya sendal. Merk Consina. Sudah saya pakai kurg lebih 2 tahun. Sayang banget sama tu sendal, maklum sendal paling mahal pertama dalam hidup saya.

Qodarullah, suatu ketika sendal itu putus. Mau ganti? Gak punya uang. Mau bilang istri, malu. Gak pengen dia juga ikut kepikiran.

Tapi entah bagaimana, dia (istri saya) tahu kondisi ini. Diam-diam dia merencanakan sesuatu.

Pagi itu, saat ingin "menangisi keadaan" si sendal. Saya terkejut, si doi ternyata sudah tidak putus lagi. Tersambung dengan rapi. 

Ini kabar baik. Saya tentu bahagia.

Tapi bagaimana bisa? Sendal ini kan keras jika dijahit biasa, kecuali dibawa ke tukang sol. Pun, tidak cocok jika harus di beri Lem.

Saya pun bolak balik tu sendal.

Ternyata oh ternyata. Tertancap jarum pentol dari arah luar menghubungkan ke bagian tali yang putus. Jarum pentol itupun sangat tidak asing, yg biasa saya temui dalam tas istri.

Lega. Perkara sendal selesai. Kali ini pentol istri sebagai penyelemat, meskipun selama ini saya sering mengomelinya 🤭

Kira-kira begitu.

Sama halnya dengan kehidupan. Terkadang kita menganggap sesuatu itu buruk. Padahal Allah titipkan kebaikan menyertainya.

Kita terlalu cepat memvonis sesuatu sbg musibah, padahal saat kita mau lebih jauh melihat dan lebih besar membuka mata selalu terselip hikmah indah dari Allah.

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)

Demikian. Semoga bermanfaat

Sumber : Aswanto
(Penulis Buku Jejak Berharga, Rumus Kuliah Cumlaude, dan Pesan Indah Tuhan yang Belum Dibuka)

Posting Komentar

0 Komentar