“tapi Bos, itu orang tua loh.. nanti kita kualat” ada diantara mereka yang tampaknya ragu karena mereka tidak biasa berurusan dengan orang-orang tua dalam hal ini, apalagi kali ini kejahilan tidak main-main. Mereka berncana melemparkan petasan agar membuat Rita terluka di sekujur tubuhnya, “Sudahhh, mau neneknya atau Rita sama saja, sama-sama miskin.. jangan dipikirkan, kita lakukan sesuai rencana saja” kata si bos, teman-temannya yang berjumlah empat orang itu hanya bisa menuruti kata-katanya seakan sudah dicuci otak dan tidak lagi dapat berpikir dan merasakan dengan hati nurani.
Sang nenek sudah berjalan didepan tempat persembunyian anak-anak nakal itu, Syuut.... BLAR!! “Ya ampun, apa itu?” sang nenek keheranan dengan suara ledakan dari arah belakang, dilihatnya ke arah belakang rupanya petasan berukuran sedang berwarna merah dan berasap setelah meledak tadi. “Hihihi...” suara tawa mereka yang lirih karena merasa geli melihat reaksi sang nenek yang sudah tua renta itu.
“Kita lempari lagi nenek itu sampai lari” kata bos dari anak-anak itu, Syuut... Syuutt.... BLAR!! BLAR!! Seketika riuh suara petasan memancing perhatian dari beberapa orang dewas didaerah itu begitu pula dengan satpam yang sedang berjaga diposnya didekat gerbang hingga terbangun karena mendengar suara ledakan petasan beruntun itu. Sang nenek hanya bisa berlari dari tempat itu dengan membawa nampan dan beberapa gorengan yang ia bawa karena beberapa dari gorengan itu telah jatuh ia bawa berlari, kaki kanannya terkena ledakan dua petasan
“Nenek ada apa nek??! tadi saya dengar ada suara petasan, waduhh kaki nenek berdarah” satpam menghampiri sang nenek yang menahan sakit dikakinya. “Itu tadi ada anak-anak yang ngelempari saya pakai petasan pak, itu disana”. Sambil menunjuk ke arah anak-anak itu, “Hei, sini kalian!! Dasar anak-anak nakal!!” satpam itu berlari mengejar namun anak-anak itu lebih gesit dan berhasil kabur.
Satpam itupun menghampiri nenek dan merawat lukanya, “Maaf ya nek, mereka memang begitu suka buat masalah didaerah sini hanya karena orang tuanya kaya jadi dibiarin sama orang-orang. “iya pak, saya nggak nyangka aja kok mereka tega ya sama nenek kayak gini?”. Hari itu, sang nenek pulang larut dan diantar oleh pak satpam dengan sepeda motor, mendengar suara motor dari depan rumahnya Rita segera membuka pintu dan melihat sang nenek dengan kaki diperban, “Nenek kenapa?!” tanya Rita yang dengan cepat membantu sang nenek berjalan, “Nenekmu dilempari petasan oleh anak-anak nakal di perumahan elite nak”.
“Ya ampun, mereka jahat sekali sih!!” kata Rita dengan ekspresi dan nada kesal. “kalau begitu, bapak pulang dulu ya nek” kata pak satpam pamit. “Iya pak, terima kasih ya” jawab nenek, “Iya pak terima kasih juga sudah mengantar nenek saya” jawab Rita. Pak satpampun pulang dari rumah Rita. “Nenek, mulai besok jangan jualan lagi disana ya, itu daerah biasa mereka ngerjain Rita nek.” Jawab Rita sambil mendudukkan si nenek diatas lantai. “Iya Rita, nenek juga baru pertama kali kesana, nenek kira disana banyak yang beli”.
Hari-hari seperti itu terus dilalui oleh Rita dan sang nenek, Rita selalu bersabar atas apa yang mereka lakukan, mereka juga mulai bosan karena Rita tetap sabar dan tidak membalas ejekan dan hinaan dari mereka, hingga sampai saatnya mereka lulus dari sekolah dasar lalu semua berpisah dan mulai meniti jalan hidupnya masing-masing.
***
20 TAHUN KEMUDIAN
Rita saat ini telah menjadi orang yang sukses, ia saat ini telah menjadi manager di sebuah perusahaan ternama di kotanya, neneknya telah meninggal sekitar sepuluh tahun lalu, namun usaha yang giat dan doa yang selalu ia panjatkan menjadikannya seperti sekarang. Ia juga manager yang cukup berpengaruh pada perusahaan dan banyak karyawan menyukai perilakunya, teman-teman yang selalu mendukungnya juga sangat banyak.
0 Komentar