Telusuri

Ketika Cinta Bertasbih 1



Setelah sekian lama tidak membaca novel dengan jumlah halaman yang cukup tebal, saya akhirnya bisa menyempatkan diri untuk membaca Ketika Cinta Bertasbih Jilid 1 karya Habiburrahman El Shirazy. Meskipun novel dan filmnya sudah dirilis di awal 2000-an, rasa penasaran saya tetap tinggi, terutama setelah mengingat kualitas karya-karya Kang Abik yang selalu menyentuh hati. Nah, berikut adalah ulasan saya mengenai novel ini.

Berlatar di Kairo, kota yang penuh dengan sejarah dan keberkahan, kita diperkenalkan dengan tokoh utama, Abdullah Khoirul Azzam. Azzam adalah seorang mahasiswa yang kuliah di Universitas Al-Azhar sambil berjuang mencari nafkah dengan membuat tempe dan bakso untuk menghidupi tiga adik serta ibunya. Kehidupan Azzam tidak mudah, apalagi setelah ayahnya meninggal satu tahun setelah ia mulai kuliah. Meski hidup serba terbatas, Azzam tetap bersemangat menuntut ilmu di negeri para nabi ini.

Di sisi lain, ada Furqan, seorang mahasiswa kaya raya yang juga teman dekat Azzam. Furqan hampir selesai dengan studi S2-nya, namun kehidupannya yang penuh dengan kemewahan sangat kontras dengan Azzam yang hidup serba kekurangan. Lalu, ada Eliana, seorang wanita muda dengan gaya hidup bebas, berprestasi tinggi, dan merupakan anak dari seorang duta besar. Satu lagi, tokoh yang tidak kalah penting, Anna Althafunnisa, seorang wanita yang cerdas, cantik, dan menjaga dirinya dengan sempurna. Anna adalah anak dari seorang Kiyai masyhur, yang menjadi tempat Azzam mengagumi sekaligus berharap.

Jalan cerita novel ini, meskipun sederhana, penuh dengan konflik dan emosi dari keempat karakter utama yang saling terkait satu sama lain. Sebagai novel religi, Ketika Cinta Bertasbih dengan cerdas menyisipkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits dalam perjalanan kisah mereka. Bagi saya, gaya penceritaan Kang Abik terasa khas, walau terkadang sedikit membingungkan, seperti ketika beliau menggambarkan denah dan bangunan-bangunan di Mesir dengan sangat rinci. Sebagai seseorang yang belum pernah ke sana, penjelasan itu terasa agak memusingkan, meskipun saya mengerti niatnya untuk memberi gambaran yang jelas tentang latar tempat.

Konflik-konflik dalam novel ini terjalin dengan sangat baik. Misalnya, kisah Nasir yang membawa seorang buronan untuk menginap, hingga Tiara yang memendam perasaan pada Fadhil, yang akhirnya menemui jalan buntu. Namun, satu hal yang sedikit saya sayangkan adalah peran Eliana yang terasa kurang maksimal. Saya sempat berpikir bahwa Eliana bisa menjadi elemen penting dalam konflik Azzam, tetapi setelah beberapa bab, perannya malah semakin terbatas hingga menjelang akhir novel.

Satu hal yang menarik dalam novel ini adalah bagaimana Kang Abik menggambarkan dinamika perkuliahan di Universitas Al-Azhar. Pembaca akan diajak melihat kehidupan kampus, ujian, hingga proses kelulusan di universitas ternama ini. Bagi yang berencana untuk melanjutkan pendidikan di sana, buku ini bisa memberikan gambaran yang cukup menarik tentang kehidupan mahasiswa di Kairo.

Secara keseluruhan, Ketika Cinta Bertasbih Jilid 1 menyajikan cerita yang memikat meski pada beberapa bagian terasa lambat. Saya menikmati bagaimana kisah cinta dan perjuangan Azzam, serta para tokoh lainnya, dibangun dengan penuh keteguhan dan kesabaran. Novel ini tak hanya sekadar cerita cinta, tetapi juga perjalanan spiritual yang mengajarkan kita untuk sabar dan ikhlas.

Akhir dari buku ini pun cukup menggugah, membuat saya ingin melanjutkan ke jilid kedua untuk mengetahui kelanjutan cerita Azzam dan tokoh-tokoh lainnya.

Mungkin itu saja ulasan dari saya. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang tertarik membaca novel ini. Maafkan jika ada kekurangan dalam ulasan ini. Wassalamu’alaikum. 


Gambar : Tangkapan Layar

Posting Komentar

2 Komentar

  1. wahh terima kasih ulasannya, saya mendapat sedikit gambaran tentang isi bukunya, semoga nanti berkesempatan membaca bukunya langsung

    BalasHapus
Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)