Telusuri

John Wick


Serial film John Wick awalnya tidak terlalu menarik perhatian saya. Hanya sekadar mendengar berita dan melihat beberapa cuplikannya. Namun, setelah mengetahui sepak terjang serta kebaikan hati sang pemeran utama, Keanu Reeves, saya menjadi semakin tertarik untuk menyaksikan film-film yang ia bintangi. Sebelumnya, saya sudah menonton 47 Ronin, yang juga dibintangi oleh Keanu, dan menurut saya aktingnya sangat bagus.

Karena sebelum menonton John Wick saya sudah mengikuti cerita komik Jepang Sakamoto Days, yang juga bertemakan pembunuh bayaran, maka tema yang diusung John Wick menjadi daya tarik tersendiri bagi saya.

Sinopsis dan Alur Cerita

Film John Wick bercerita tentang seorang mantan pembunuh bayaran legendaris yang telah pensiun. Di film pertama, diceritakan bahwa istrinya baru saja meninggal dan ia menjalani hidup normal bersama anjing peliharaan yang diberikan oleh istrinya sebelum wafat. Namun, suatu malam, seorang anak dari geng pembunuh bayaran menginginkan mobil John Wick. Karena John menolak menjualnya, geng tersebut melakukan perampokan brutal yang berakhir dengan kematian anjing peliharaannya.




Dari sinilah perjalanan balas dendam John Wick dimulai. Ia kembali ke dunia pembunuh bayaran demi membalaskan dendamnya. Meski plot awalnya terlihat sederhana, mulai dari John Wick: Chapter 2, semesta dunia pembunuh bayaran mulai diperkenalkan lebih dalam. John Wick tidak bisa hidup tenang karena harus terus menyelesaikan konsekuensi dari masa lalunya.

Dalam semesta film ini, terdapat sebuah hotel bernama The Continental yang tersebar di seluruh dunia. Hotel ini berfungsi sebagai tempat berlindung bagi para pembunuh bayaran, tempat beristirahat, atau mencari suaka dari kejaran musuh.


Aksi dan Sinematografi

Dari segi aksi, saya sangat menyukainya. Menurut saya, aksi yang paling mentereng mulai terlihat sejak film ketiga dan keempat, karena sinematografi dan koreografinya semakin matang. Cara John Wick menghabisi musuhnya sangat unik, meski mayoritas menggunakan pistol. Namun, inilah daya tarik film ini: kesan realistis. Seberapa hebat pun John Wick, ia tetap manusia yang bisa dipukul, jatuh, tertembak, bahkan pincang. Adegan ia mengisi ulang peluru juga dibuat lebih nyata dibandingkan kebanyakan film aksi lainnya.

Mayoritas musuh yang dihadapi John adalah kroco yang hanya mengandalkan jumlah. Namun, di film keempat, kita akhirnya diperkenalkan dengan sosok Kaine, seorang pembunuh bayaran buta yang diperankan oleh Donnie Yen. Karakter Kaine menjadi favorit saya karena keunikan kemampuannya serta dinamika hubungannya dengan John Wick.




Selain itu, kehadiran aktor laga Indonesia, Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman di film ketiga, memberikan nuansa spesial. Ada satu adegan ikonik di mana John Wick mengucapkan "Sampai Jumpa" dalam bahasa Indonesia, meskipun terdengar sedikit kaku, tapi tetap menarik.


Kesimpulan dan Rekomendasi

Secara keseluruhan, saya sangat menikmati keempat film John Wick. Semesta yang ditawarkan dieksplorasi secara bertahap, sehingga penonton tidak merasa kebingungan. Sistem koin emas dan aset-aset John Wick yang tersebar di berbagai negara juga menjadi elemen menarik dalam cerita.

Bagi penggemar film laga, John Wick adalah tontonan wajib. Aksi intens, koreografi pertarungan yang memukau, serta karakter utama yang karismatik membuat film ini begitu berkesan. Jika Anda mencari film aksi barat dengan latar tempat yang menarik, John Wick adalah pilihan yang tepat.

Semoga ulasan ini bermanfaat. Selamat menonton!


Gambar : Pinterest, Tangkapan Layar

Posting Komentar

0 Komentar