Sumber : Dokumen Pribadi Penulis |
Jangan Membuat Masalah Kecil Menjadi Masalah Besar, adalah judul buku karya dari Richard Carlson. Ini, jadi salah satu buku yang mimin baca di tahun 2024 lalu. Dapat mimin katakan bahwa buku ini, benar-benar rekomendasi banget untuk kamu yang ingin mencari ketenangan jiwa, terutama ketika menghadapi masalah persoalan hidup sehari-hari. Jangan Membuat Masalah Kecil Menjadi Masalah Besar sendiri adalah buku terjemahan dari karya asli Richard Carlson berjudul “Don’t Sweat The Small Stuff.. And It’s All Small Staff, Simple Ways to Keep the Little Things from Taking Over Your Life.
Buku terjemahan dari karya Richard Carlson ini menawarkan pembaca 100 pola pikir sehat dan damai dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup sehari-hari. Dari 100 pola pikir sehat dan damai yang Richard bagikan ini, setidaknya ada 10 pola pikir yang menjadi favorit mimin.
Di dalam artikel ini, mimin akan mereview sedikit tentang 10 pola pikir tersebut. Penasaran apa saja?, simak baik-baik artikel review ini ya!.
Review Buku, Jangan Membuat Masalah Kecil Menjadi Masalah Besar
1. Berdamailah dengan Ketidaksempurnaan
Pola pikir sehat dan damai pertama yang dibagikan oleh Richard dan sangat membekas di kepala mimin, adalah dengan berdamai pada ketidaksempurnaan. Pola pikir ini, adalah antitesis sempurna untuk mereka-mereka, yang perfeksionis. Yang merasa bahwa hidup harus sesuai dengan rencana dan juga keinginan mereka. Pemikiran seperti ini, jelas tidak akan membuat mereka damai. Pada akhirnya, kita akan berada pada siklus kekecewaan berulang tanpa henti.
Pola pikir seperti ini, akan membawa kita pada rasa depresi yang begitu mendalam. Sebelum pola pikir seperti ini menancap kuat di alam bawah sadar kita, Richard menyampaikan bahwa kita harus dapat berpikir “Hidup akan baik-baik saja jika pun keinginan kita belum tercapai 100%”.
Pemikiran seperti ini, akan membuat kita merasa lebih damai dan santai daripada sebelumnya.
2. Hilangkan Perasaan Bahwa Hidup Santai Tidak Bisa Sukses
“Life is a race, if you don’t run fast you will be like broken egg”, kalimat yang diucapkan oleh rektor Virus di kampusnya Rancho dalam film 3 Idiots ini, langsung terngiang-ngiang di kepala mimin, kala membaca lebih dalam pola pikir sehat dan damai Richard ini.
Karena pola pikir kita yang mengatakan bahwa hidup adalah perlombaan, kita seringkali fokus untuk memenangkannya, tanpa menikmatinya sama sekali. Fokus yang berlebihan inilah, yang pada akhirnya membuat kita selalu tergesa-gesa, cemas, dan seolah-olah hidup selalu dalam keadaan darurat.
Perasaan seperti ini, membuat kita menjadi orang yang tidak bisa mentolerir segala bentuk kesalahan, bahkan untuk sesuatu yang sebenarnya bisa diperbaiki dengan mudah. Contohnya ketika seorang Bapak bersama dengan anak laki-lakinya yang tidak bisa memegang senter saat bekerja dengan benar, alih-alih mengajarkannya untuk bisa memegang senter dengan benar, Si Bapak malah justru memilih jalan pintas, yakni dengan membentak atau bahkan memukulnya.
Richard di dalam bukunya mengatakan bahwa untuk menghilangkan perasaan seperti ini, kita perlu berpikir bahwa sukses itu adalah “meskipun kita takut” bukan “karena kita takut”.
Dari contoh sebelumnya, mari kita tarik ke dalam pola pikir ini.
Si Bapak, meskipun takut anaknya bakal mengganggu pekerjaan karena tidak bisa memegang senter dengan benar, tapi tetap percaya bahwa nanti, si anak bakalan bisa, dengan sedikit pengarahan. Si Bapak tidak lagi berpikir, karena takut anaknya bakal mengganggu pekerjaan, lebih baik si anak dihentikan paksa saja.
3. To Do List akan Selalu Ada
Pola pikir sehat dan damai berikutnya dari Richard yang mimin jadikan favorit, adalah, to do list akan selalu ada. To do list sendiri adalah metode berbentuk daftar kegiatan yang harus dilakukan, agar kita bisa lebih produktif secara terstruktur. Tidak ada yang salah dengan metode satu ini.
Tapi, ketika kita terlalu fokus pada keadaan di mana kita harus menyelesaikan seluruh daftar yang ada, maka di situlah letak kesalahan kita. To do list yang telah selesai, akan terus melahirkan to do list yang baru. Terkadang, karena kita terlalu fokus untuk melakukan daftar kegiatan yang ada, kita jadi lupa akan pola hidup yang sehat dan juga menyenangkan.
Kita jadi lupa bahwa kita punya tubuh yang harus diberi makan sehat, diberikan gerakan olahraga, istirahat, dan lain-lain. Kita jadi lupa bahwa kehadiran dan waktu kita untuk orang lain, semisal Istri, anak, orang tua, saudara, sangatlah berharga ketimbang harus menyelesaikan to do list. Menunda to do list, bukan berarti kita menunda kesuksesan.
4. Jangan Menginterupsi atau Memutus Kalimat Orang Lain
Pola pikir berikutnya dari Richard yang menjadi favorit mimin adalah berusaha untuk tidak memutus kalimat orang lain. Sesuatu yang sangat sulit dilakukan untuk mereka-mereka yang senang berdebat kusir.
Hal ini bisa kita lihat dengan jelas pada orang-orang yang seringkali terpancing hook konten kontroversial, sebelum menonton konten tersebut sampai habis. Atau, di kehidupan nyata, ada seseorang yang ingin bercerita tentang masalah yang ia hadapi. Alih-alih membiarkannya untuk menyelesaikan cerita, kita justru terburu-buru untuk langsung memberikan tanggapan atau nasehat, tanpa tahu apakah nasehat tersebut memang dibutuhkannya atau tidak.
Kita seringkali memenangkan ego kita sendiri ketimbang coba memahami lebih dalam cerita orang lain terlebih dahulu. Bagi kita, mendengarkan cerita orang lain itu hanya membuang-buang waktu, dan harus segera dihentikan dengan sebuah nasehat. Ya, nasehat yang diberikan tersebut ditujukan bukan untuk membuat mereka sadar atau bisa bangkit, melainkan untuk memukul.
Apabila ini telah menjadi pola pikir di alam bawah sadar kamu, percayalah, tidak akan ada orang-orang yang mau berteman dengan kamu.
5. Biarkan Orang Lain Menikmati Rasa Bangganya
Pola pikir kelima dari Richard dalam buku Jangan Membuat Masalah Kecil Menjadi Masalah Besar favorit mimin berikutnya adalah dengan membiarkan orang lain menikmati rasa banggannya.
Perasaan atau pola pikir seperti ini, baru bisa kamu dapatkan apabila kamu sudah bisa menghilangkan perasaan bahwa hidup adalah kompetisi. Jika belum hilang, maka kamu akan terus merasa tersaingi ketika ada orang lain yang menyampaikan keberhasilannya di depan kamu.
Misal kamu memiliki seorang kakak yang berhasil diterima kerja di perusahaan besar. Kakak kamu begitu antusias, lalu menceritakannya pada seluruh anggota keluarga termasuk kamu sebagai adiknya.
Karena kamu belum mendapatkan kerja dan juga pemikiranmu yang masih stuck di Hidup adalah Kompetisi, kamu merasa bahwa si Kakak sedang memanasi-manasi kamu.
Alih-alih berkata “Selamat ya Kak, semoga aku bisa segera menyusul”, kamu malah membalasnya dengan berkata “Gitu doang aku juga bisa”.
6. Bayangkan Setiap Orang Sudah Mendapatkan Pencerahan Selain Anda
Pola pikir sehat dan damai berikutnya dari buku ini yang menjadi favorit mimin adalah dengan membayangkan setiap orang sudah mendapatkan pencerahan selain kita. Pola pikir seperti ini, sekilas mengingatkan mimin pada filosofi gelas kosong atau gelas setengah isi.
Pola pikir seperti ini, membuat kita bisa berpikir mengapa seseorang melakukan sesuatu. Alih-alih langsung memberikan kritik sia-sia yang tidak terdengar, kita bisa memahami mengapa seseorang bisa melakukan sesuatu, yang itu mungkin, tidak kita sukai. Semisal seseorang mengebut di tengah jalan, lalu hampir menabrakmu, dan tak lama kemudian, ia pun malah terjatuh. Dari peristiwa terjatuhnya orang tersebut, kita bisa belajar tentang arti kesabaran dan hati-hati.
7. Biarkan Diri Anda Merasa Bosan
Selanjutnya adalah pola pikir untuk membiarkan diri ini merasa bosan. Pola pikir seperti ini, memberikan kita banyak waktu untuk bisa menikmati hidup. Kita tidak lagi tertekan dalam hidup dan selalu memaksakan diri untuk produktif.
Kita akan berhenti bertanya “Setelah ini apa?”. Kita akan berhenti berpikir “Aku harus begini setelah begini”. Ini jelas memberikan lebih banyak waktu untuk otak kita beristirahat. Membiarkan emosi turun dan kembali ke posisi stabilnya.
Terlalu banyak berpikir “Setelah ini apa?” atau “Aku harus begini setelah begini” malah akan mengantarkan kita pada pekerjaan setengah hati. Fokus kita bukan lagi menikmati dan memberikan kualitas terbaik dalam pekerjaan, tapi malah pada pemikiran “Yang Penting Semua Pekerjaan Selesai”. Kita menjadi lebih fokus pada kuantitas ketimbang kualitas.
8. Anda Adalah Apa yang Paling Banyak Anda Lakukan
Ya, ini menjadi salah satu dari 10 pola pikir sehat dan damai berikutnya dari Richard yang mimin sukai. Pola pikir ini mengajarkan kita bahwa sesuatu yang dilakukan berulang-ulang, adalah apa yang menjadi gambaran kita sepenuhnya.
Semisal, kamu adalah seseorang yang gemar bekerja tanpa henti, maka orang-orang dan kamu sendiri akan menganggap bahwa kamu adalah seorang pekerja keras. Pikiran seperti ini, bisa menjadi boomerang di kemudian hari, tatkala kamu tidak punya sesuatu lagi untuk dikerjakan.
Pikiran seperti ini, akan membawamu pada pola pikir salah yang disinggung berkali-kali oleh Richard, yakni pola pikir bahwa hidup adalah serba darurat. Kamu bakal merasa bahwa sehari saja tidak bekerja, jati dirimu akan hilang sepenuhnya. Anda Adalah Apa yang Paling Banyak Anda Lakukan, bisa diterapkan pada kegiatan positif yang tidak melelahkan atau bersifat sukarela. Semisal membantu orang lain, membaca buku, berolahraga, dan lain-lain.
9. Lakukan Satu Hal Setiap Saat
Menjelang akhir, ada pola pikir “Lakukan satu hal setiap saat”. Pola pikir yang ditawarkan oleh Richard ini, adalah momok mengerikan untuk kamu-kamu yang merasa selalu bisa melakukan 2 pekerjaan sekaligus dalam satu waktu yang sama.
Semisal kamu yang sedang menyetir mobil lalu menghidupkan speaker musik terlalu keras. Konsentrasi dan fokus kamu dalam mengemudi bisa saja buyar dan itu bisa berakibat fatal. Ketika kamu ingin memarkirkan mobil, maka sebagian banyak dari kamu, tidak akan bisa memarkirkan mobil tersebut dengan baik jika belum mengecilkan volume musik yang keras.
Hal ini lumrah terjadi, karena ketika otak kita fokus pada 1 indera, maka gangguan pada jenis indera lainnya, akan sangat menurunkan fokus panca indera yang sedang bekerja. Lagi pula, didapatkan dari penelitian University of London, melakukan 2 pekerjaan sekaligus, malah justru akan menurunkan skor IQ kamu sebesar 15 poin.
10. Bayangkan Anda Mati Besok
Terakhir, adalah membayangkan diri kita yang akan mati besok. Pola pikir seperti ini, akan membawa kita pada sikap yang damai, tenang, dan juga tidak mudah marah atau tersinggung. Kita akan dengan senang hati melakukan kebaikan, dan terlepas dari pemikiran “Hidup itu selalu darurat”.
Ya, beberapa dari kamu mungkin pernah melihat perilaku orang lain sebelum ia meninggal. Di mana tetiba saja ia menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tindakan seperti ini, akan membuatmu jadi lebih dikenang sebagai seseorang yang baik, meskipun sepanjang hidupmu, tidak begitu baik. Hal ini wajar, mengingat orang lain hanya akan menilai kita di awal dan di akhir.
Membayangkan diri kita mati esok hari, adalah cara terbaik untuk kita selalu memberikan waktu yang berharga kepada orang-orang tersayang. Inilah review buku Jangan Membuat Masalah Kecil Menjadi Masalah Besar dari mimin.
—
Review buku ini, adalah tulisan dari Andri Marza Akhda. Seorang penulis konten yang berharap tulisannya dapat memotivasi banyak orang, serta mengeluarkan banyak orang dari sikap fanatisme serta mental feodalisme.
0 Komentar